Full width home advertisement

Journal Reviews

Post Page Advertisement [Top]

     Rekayasa Ulang Proses Bisnis atau Business Process Reengineering (BPR) didefinisikan sebagai desain ulang sebuah proses yang bersifat radikal untuk mendapatkan peningkatan yang signifikan dalam biaya, kualitas, dan layanan. Rekayasa Ulang perlu dilakukan oleh sebuah perusahaan untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan untuk memikat pelanggan dalam pasar yang juga berubah seiring berjalannya waktu. Oleh sebab itu, penting bagi sebuah perusahaan untuk memastikan keberhasilan implementasi BPR-nya. Faktor-faktor penentu keberhasilan implementasi BPR antara lain:
  1. Kolaborasi dalam lingkungan kerja
  2. Dukungan manajemen
  3. Infrastruktur Teknologi Informasi
  4. Pelatihan Sumber Daya Manusia
  5. Struktur yang lebih datar
  6. Budaya perusahaan
  7. Dukungan finansial
     Namun, BPR sendiri tidak mampu untuk memberikanmanfaat yang diinginkan dalam konteks profitabilitas dan keberlanjutan organisasi tanpa menangani masalah-masalah pemangku kepentingan eksternal dengan tepat di seluruh tingkatan rantai pasok. Oleh sebab itu, diperlukan sebuah alat lintas fungsional seperti Enterprise Resource Planning (ERP) yang dapat mengintegrasikan semua area fungsional yang ada di dalam rantai pasok. Hasil survei di seluruh dunia mendapatkan bahwa implementasi BPR dan ERP secara simultan adalah metode peningkatan bisnis yang paling kuat dan efektif bagi sebuah perusahaan.
Studi Kasus: Heavy Engineering Corporation Ltd (HEC)
     Industri barang modal memiliki kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan Pendapatan Domestik Bruto (BDP) India. Sebagai salah satu perusahaan terbesar di industri barang modal India, HEC turut memberikan kontribusi dalam pembangunan India. Namun, sejak didirikan pada tahun 1958 hingga 1991, kinerja keuangan utamnanya dalam konteks profitabilitas tidak pernah mencapai target. Situasi ini berujung pada dirujuknya HEC ke Board for Industrial and Financial Reconstruction (BIFR) India pada tahun 1992. Skema kebangkitan yang diberlakukan BIFR tidak bekerja sesuai dengan rencana, hingga pada tahun 2004 BIFR mengeluarkan perintah untuk penutupan perusahaan yang akhirnya digugat oleh Pemerintah India dan Pemerintah Jharkhand.
     Pada tahun 2009, Pemerintah India dan Pemerintah Jharkhand akhirnya terlibat proaktif dalam manajemen HEC, berbagai inisiatif manejemen dilakukan, dan pada akhirnya perusahaan dapat menghasilkan keuntungan dan mempertahankan peningkatan profitabilitas yang konsisten hingga tahun 2012. Namun, tren positif ini tidak dapat dipertahankan pada tahun-tahun berikutnya.
     Penelitian ini melakukan analisis introspektif terhadap HEC untuk memahami kelemahan yang menjadi dasar masalah yang dialami oleh HEC. Setelah menganalisis proses bisnis HEC, peneliti menemukan bahwa proses bisnis HEC yang berkinerja buruk sangat terkait dengan mesin dan pabriknya yang berusia lebih dari lima dekade. Sejak dipasang, mesin-mesin ini telah mengalami penurunan kinerja dan digunakan melebihi tingkat utilitasnya. Proses bisnis HEC hampir tidak berubah sama sekali sejak pertama didirikan. Selain itu, proses standar HEC juga belum diuji keandalan dan integritasnya. Oleh karena itu, sebaiknya HEC melakukan rekaya ulang proses bisnis dan menerapkan pemantauan terhadap proses bisnisnya secara berkala.
     HEC adalah sebuah perusahaan yang dimana proses manufaktur memiliki peran yang sangat penting terhadap proses bisnis perusahaan. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan kualitas proses bisnis HEC secara keseluruhan, HEC perlu menerapkan sebuah alat yang dapat mengoptimalkan proses manufaktur yang ada di perusahaan, seperti Enterprise Resource Planning (ERP). Untuk itu, Penelitian ini merancang sebuah model kerja BPR berbasis ERP sebagai berikut:
Model kerja yang diusulkan

     Dengan menerapkan model kerja di atas, diharapkan HEC dapat melakukan optimasi ERP sekaligus melakukan modernisasi terhadap mesin-mesin dan pabrik-pabriknya sehingga HEC memiliki kemampuan untuk mempertahankan profitabilitasnya.

Referensi:
Pattanayak, S., & Roy, S. (2015). Synergizing business process reengineering with enterprise resource planning system in capital goods industry. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 189, 471-487. doi:10.1016/j.sbspro.2015.03.194

No comments:

Post a Comment

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib